Reportase Kegiatan Penjualan Kerpupuk Sengkring



A.          Proses Produksi
Dalam proses pembuatan Krupuk Sengkring ini dilakukan pada pagi hari sebelum dijual dan dipasarkan. Bahan-bahan dibeli sebelum kami diproduksi. Adapun bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat krupuk ini adalah sebagai berikut :
-      Krupuk
-      Cabai bubuk
-      Merica bubuk
-      Garam
-      Bawang putih
-      Bawang merah
-      Minyak Goreng
-      Kompor gas
-      Penggorengan
-      Cobek

B.          Pemasaran dan Penjualan
Proses pemasaran yang dilakukan yaitu dengan cara mepromosikan dan memasarkan langsung kepada konsumen. Dengan demikian hal ini diharapkan dapat membuat konsumen agar tertarik pada produk ini sehingga pada akhirnya membeli produk yang dijual. Konsumen dari produk krupuk iini adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang. Karena harganya yang relatif terjangkau dan interaksi langsung pada konsumen, penjualan produk dapat berjalan lancar. Dalam satu kali produksi menghasilkan 50 bungkus Krupuk Sengkring dan seluruhnya selalu terjual habis.
Kegaiatan penjualan ini merupakan kegiatan inti dari proses transaksi, oleh karena itu kegiatan penjualan terdiri dari serangkaian kegiatan seperti menentukan dan menemukan pembeli guna menjual produk, proses menawari dan diakhiri dengan proses pembayaran.

C.          Laporan Keuangan
-      Modal yang dikeluarkan :
Bahan-bahan
Jumlah
¼  kg kerupuk 
Rp    4.000
1 bungkus garam
Rp    3.000
1 botol cabe bubuk
Rp  10.500
1 sachet merica bubuk
Rp    2.500
¼ kg bawang putih
Rp    8.000
¼ kg bawang merah
Rp    5.000
½  liter minyak goreng
Rp    7.500    
1 pak plastik kemasan
Rp    3.000
1 buah lilin
Rp    2.000
TOTAL
Rp  45.500

-      Harga produk
Produk dijual dengan harga Rp. 1.000/porsi
Dadar gulung yang terjual habis:
150 bungkus @Rp. 1.000
Rp           150.000
Modal yang dikeluarkan
Rp           (45.500)
Keuntungan penjualan
Rp          100.500





Dengan demikian penjualan Krupuk Sengkring ini terjual seluruhnya dari jumlah yang diproduksi yaitu dengan prosentase sebesar 100% dan tidak ada produk yang tersisa.

D.          Kesimpulan

Dari kegiatan ini, kami menarik kesimpulan bahwa mahasiswa sangat memerlukan proses pembelajaran seperti ini, yang bukan hanya teori saja tapi langsung praktek kelapangan. Dengan hal ini kita bisa secara langsung merasakan bagaimana berinteraksi pada konsumen, menawarkan dan menjual produk kepada orang lain. Pengalaman ini bisa menjadi dasar ketika nanti kami akan membuka suau usaha. Asal ada kemauan dan keinginan pasti kita bisa melakukannya, karena dalam dunia bisnis modal bukanlah segalanya tapi skill juga sangat berperang penting.

E.          Saran
Semoga dalam perkuliahan kewirausahaan selanjutnya, kegiatan praktek lapangan ini tetap bisa dilaksanakan dan lebih ditingkatkan lagi. Karena kegiatan seperti ini sangatlah bermanfaat, agar mahasiswa memiliki bekal pengalaman ketika ingin terjun langsung kedunia bisnis

Komentar